Pembentukan BPI Danantara sebagai pengelola aset BUMN juga ditolak oleh mahasiswa.
Keberadaannya dipertanyakan karena minim transparansi, akuntabilitas, serta pengawasan independen yang berisiko menimbulkan konflik kepentingan dan penyalahgunaan aset negara.
Ketidakjelasan dalam transparansi keuangan serta pengambilan keputusan dikhawatirkan lebih menguntungkan kelompok tertentu dibandingkan kepentingan nasional.
Iqbal menilai, rencana pembentukan BPI Danantara akan membuat negara merugi.
"Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara itu betul-betul akan membuat kita tidak punya kepastian terhadap seluruh aset yang dimiliki negara, dan aset BUMN," tegasnya.
Selain berorasi, di tengah aksi unjuk rasa, para mahasiswa menaburkan bunga di atas kertas bergambar seluruh menteri Kabinet Merah Putih. Disusul kemudian dengan menumpuk gambar tersebut dan membakarnya. (*)