TAPALKUDA.DISWAY.ID - Dinas Pendidikan (Dispendik) Bondowoso akan mengeluarkan surat edaran larangan siswa membawa benda tajam ke sekolah. Larangan ini diberlakukan demi mencegah penyalahgunaan benda tajam di sekolah agar kejadian siswa SMP di Bondowoso menusuk teman sekolahnya menggunakan cutter pada 21 Agustus 2025 tidak terulang lagi.
"Dinas Pendidikan Bondowoso segera melakukan rapat dengan jajaran satuan pendidikan SMP maupun SD untuk memperkuat pengawasan terhadap siswa agar tidak sembarangan membawa benda tajam ke sekolah,"kata Haeriyah, Minggu (24/8/2025).
Upaya pengawasan tersebut, menurut dia, akan ditindaklanjuti Dispendik Bondowoso dengan mengeluarkan surat edaran larangan siswa membawa benda tajam ke sekolah. Ini demi mencegah terjadinya penyalahgunaan benda tajam oleh siswa di sekolah.
"Surat edaran larangan siswa membawa benda tajam ke sekolah sudah kami siapkan. Ini agar siswa tidak sembarangan membawa benda tajam ke sekolah, juga agar sekolah maupun kantin tidak lagi menyediakan benda tajam di lingkungan sekolah," ujar mantan Penjabat (Pj) Sekda Bondowoso itu.
Jika siswa memerlukan benda tajam untuk kegiatan belajar di sekolah, Haeriyah menambahkan, kebutuhan benda tajam nantinya dikelola sekolah. Dengan begitu, benda tajam hanya digunakan siswa saat kegiatan belajar praktik saja.
"Kebijakan ini diharapkan bisa mencegah kejadian kekerasan antarsiswa di sekolah. Selain itu, memberikan rasa aman bagi siswa dan guru di sekolah. Sehingga, kejadian siswa SMP menusuk perut teman sekolah memakai cutter tidak terulangi lagi," tambahnya.
Pemkab Tanggung Biaya Perawatan Siswa Korban Penusukan
Sementara siswa SMP di Bondowoso,, MD, 13 tahun, yang ditusuk perutnya menggunakan cutter oleh teman sekolahnya, MR, 13 tahun pada 21 Agustus 2025, sudah menjalani operasi di RSUD dr Koesnadi Bondowoso. Kondisi MD sudah membaik dan menjalani perawatan intensif untuk proses pemulihan.
Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid yang sempat menjenguk MD di RSUD dr Koesnadi menaruh perhatian serius terhadap peristiwa penusukan siswa menggunakan benda tajam oleh siswa di sekolah ini. Bupati Hamid berharap pentingnya kordinasi
berbagai instansi untuk memperkuat pengawasan mencegah terjadinya kekerasan di lingkungan pendidikan.
"Terhadap siswa MD korban penusukan oleh teman sekolahnya sendiri yang sudah menjalani operasi dan dirawat intensif di RSUD dr Koesnadi, Pemkab menanggung sepenuhnya biaya perawatan medisnya," kata Bupati Hamid.(*)