Tapalkuda Disway.id- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso mencatat sebanyak 152 bencana terjadi di Kota Tape -julukan Bondowoso- selama periode Januari hingga November 2025. Dari ratusan bencana itu, bencana alam angin kencang menjadi catatan kejadian terbanyak di Bondowoso sepanjang sebelas bulan terakhir.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana (Plt Kalaksa) BPBD Bondowoso, Kristianto Putro Prasojo menerangkan, bencana alam memaparkan, bencana alam mendominasi di Bondowoso dengan 35 kejadian. Disusul bencana alam banjir dan tanah longsor 21 kejadian, karhutla (kebakaran hutan lahan) 2 kejadian, kekeringan 19 kejadian, gempa bumi 4 kejadian, dan erupsi gunung 64 kejadian.
"Sedangkan bencana non alam terjadi di Bondowoso sepanjang Januari - November 2025 sebanyak 7 kejadian seperti kebakaran gedung dan rumah serta rumah roboh," terang Kristianto, Senin (1/12/2025).
Dari kejadian ratusan bencana tersebut, lanjut mantan Kabag Kesra Bondowoso itu, mengakibatkan korban manusia meninggal dunia dan luka-luka. Selain itu, menyebabkan rumah warga dan bangunan fasilitas umum rusak.
"Korban meninggal dunia 3 orang dan luka-luka 11 orang. Sebanyak 268 rumah rusak sedang, ringan, dan berat serta 16 fasilitas umum rusak dan 299 KK terdampak bencana," imbuh Kristianto didampingi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bondowoso, Yuli Triandana.
Pria yang menjabat Sekretaris BPBD Bondowoso itu menambahkan, bencana angin kencang, banjir dan tanah longsor, kekeringan, serta karhutla berpotensi terjadi di semua wilayah Bondowoso. Mengingat, wilayah Bondowoso terdiri dari perbukitan dan pegunungan.
"Karena itu, kami mengimbau masyarakat di Bondowoso selalu waspada terutama musim hujan saat ini yang sering disertai cuaca ekstrem angin kencang. Jika terjadi bencana, kami juga mengimbau masyarakat cepat memghubungi call center BPBD Bondowoso," tambahnya.
Kristianto juga menjelaskan, BPBD telah memetakan wilayah kerawanan bencana di tengah awal dan akhir 2025 yang selalu mengalami peningkatan intensitas hujan. Bahkan, sebagai upaya mitigasi banjir dan cuaca ekstrem, BPBD memasang alat sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) di wilayah rawan banjir bandang, Kecamatan Sempol Ijen.
"Tak hanya itu saja, BPBD melakukan program edukasi mitigasi bencana ke SD, SMP, dan SMA/SMK di Bondowoso dengan mengembangkan Satuan Pendidikan Aman Bencana. Juga pembentukan Desa Tangguh Bencana agar masyarakat memiliki kemampuan mendiri menghadapi ancaman bencana,"jelasnya.(*)