Setahun 36 Ribu Lulus SMA, 70 Persen Bisa Saja Jadi Pengangguran Terdidik

Kepala Dinas Tenaga Kerja Jember Suprihandoko (foto Sugianto)--
TAPALKUDA.DISWAY.ID - Dalam setahun Kepala Dinas Tenaga Kerja mendapatkan data 36 ribu siswa yang lulus tingkat SMA atau sederajat, bahkan bisa jadi sebanyak 70 persen jadi pengangguran terdidik.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Suprihandoko mengatakan, dari pertemuan saat rapat dengan beberapa orang didapatkan hampir setiap tahun data siswa lulus mencapai 36 ribu di Jember.
"Data itu proyeksi kelulusan SMA, SMK, MA atau sederajat di Jember jumlahnya kurang lebih 36 ribuan," katanya, Kamis (15/5/2025).
Dari interview atau data yang diperoleh Disnaker dengan beberapa pihak, setelah diamati dan memiliki data, 30 persen dari jumlah tersebut diproyeksi melanjutkan study ke perguruan tinggi, dan 70 persen dipastikan pencari kerja.
"24 ribu atau 25 ribu yang pencari kerja dengan kompetensi yang terbatas. Sementara dunia industri, dunia usaha serta wirausaha, membutuhkan kompetensi," akunya.
Dari itu, untuk mendapatkan kompetensi secara profesional yang tidak mudah ini, semestinya para pihak berjibaku dan bergegas bagaimana ini menjadi perhatian yang sangat serius.
Karena pertumbuhan ekonomi yang direncanakan bupati akan mempengaruhi oleh persoalan ini, ketika usia produktif tidak mampu memberikan produktifitasnya pada percepatan pembangunan, maka menjadi hambatan serius.
"Bayangkan saja, setahun ada lulusan puluhan ribu, itu pengangguran terdidik. Kalau pengangguran konvensional sejak kecil atau hanya lulus SD atau tidak tamat SD, dia jadi pemulung sampah tidak gengsi," jelasnya.
"Mungkin membantu mencangkul tetangga, setengah hari dapat 50 ribu tidak gengsi. Tapi kalau SMA sederajat, hampir tidak mungkin melakukan seperti itu," lanjutnya.
Maka dari itu, Disnaker Jember melakukan memberikan pelatihan kompetensi kepada beberapa anak. Semisal ada permintaan dari perusahaan, seperti sebelumnya tentang kompetensi operator alat berat.
"Kita tempatkan mereka sebagai tenaga kerja lokal, antar daerah, kita carikan lowong kerja, atau hingga ke luar provinsi yang membutuhkan tenaga kerja cukup banyak," ungkap Suprihandoko.
"Kami juga latih dengan instruktur kompeten, kami punya Himpunan Lembaga Pelatihan Seluruh Indonesia (HILLSI). Mudah-mudahan ada tambahan anggaran di APBD," harapnya. (*)
Sumber: