Masa Depan Politik Khofifah

Masa Depan Politik Khofifah

Moch. Eksan--

PADA  19 Mei 2025 ini, Khofifah Indar Parawansa genap berusia 60 tahun. Ia sosok perempuan paripurna yang setia di jalan aktivisme. Jalan seorang atau sekelompok orang yang aktif dalam mendorong perubahan masyarakat melalui kegiatan organisasi muslimat NU dan kegiatan pemerintahan. Namanya selalu berada di orbit aktivis perempuan sedari muda sampai sekarang.

 

Khofifah tercatat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU selama 25 tahun sejak 2000 sampai dengan 2025. Juga  sedang sebagai gubernur selama 10 tahun sejak 2019 sampai dengan 2029. Ia sosok pribadi yang lengkap sebagai aktivis sekaligus birokrat.

 

Selain sebagai gubernur Jawa Timur, Khofifah punya rekam jejak yang panjang di parlemen sebagai anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 1992-1998 dan dari Partai Kebangkitan Bangsa pada 1999-2006. Namun, di rentang waktu tersebut, ia pernah menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan/Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada Kabinet Presiden Gus Dur pada 1999-2001.

 

Setelah dua kali kalah di laga Pilgub Jatim pada 2008 dan 2013 atas Pak De Karwo-Gus Ipul, Khofifah kembali dalam kabinet Presiden Jokowi setelah ikut mengantarkan sebagai presiden ke-7.  Jokowi mengangkatnya sebagai Menteri Sosial pada 2014-2018.

 

Jadi, selama meniti karier sebagai politikus perempuan berbakat, Khofifah lebih banyak di dalam pemerintahan daripada di luar pemerintahan. Ini terbukti dari rekam jejak selama 33 tahun terakhir, ia hanya berada di luar pemerintahan selama 5 tahun. Selebihnya, 28 tahun di dalam pemerintahan sebagai anggota parlemen atau anggota kabinet dan atau gubernur.

 

Khofifah ini politisi handal yang bisa memutarbalikkan keadaan. Pak De Karwo yang telah mengalahkannya dua kali Pilgub, pada Pilgub 2018 justru mendukung Khofifah-Emil melawan Gus Ipul-Puti yang merupakan trah besar di panggung gerakan politik nasional. Yaitu trah Kiai Bisri Syamsuri dan Bung Karno. Pada Pilgub ke-3 ini, ia menang dan menjadi gubernur perempuan pertama dalam sejarah di Jatim.

 

Jauh sebelum Presiden Prabowo Subianto mendapat sokongan dari rival Pilpres dalam konteks nasional, dari Jokowi. Gubernur Khofifah terlebih dahulu mendapatkan dukungan dari rival Pilgub dalam skala regional, dari Pak De Karwo. Kedua pemimpin tersebut telah memberikan contoh yang baik bagaimana rivalitas politik tak menjadi halangan untuk bekerjasama setelah berkuasa.

 

Sumber: