Soal Sound Horeg MUI Jember Temui DPRD: Kaca Saja Pecah Apalagi Telinga

Soal Sound Horeg MUI Jember Temui DPRD:  Kaca Saja Pecah Apalagi Telinga

MUI Jember audiens dengan Komisi A DPRD Jember (Sugianto)--

TAPALKUDA.DISWAY.ID - Majelis Ulama Islam (MUI) menemui Komisi A DPRD Jember perihal persoalan sound horeg yang dinilai sudah membahayakan.

Kedatangan MUI Jember ini, merupakan tindaklanjut dari fatwa MUI Jawa Timur yang telah mengharamkan penggunaan sound horeg.

Sebelumnya, MUI Jember telah beraudiensi dengan Kapolres Jember terkait sound horeg yang dinilai dapat berpengaruh positif kepada masyarakat dan generasi penerus bangsa.

"Ini tindak lanjut keputusan MUI Jawa Timur yang secara gamblang menegaskan bahaya sound horeg," kata Ketua MUI Jember, KH. Abdul  Haris, Senin(21/7/2025).

Dikatakannya, sebenarnya MUI Jember tidak ingin membatasi usaha, perekonomian atau semacamnya, karena disitu ada sesuatu yang sangat urgent dan tidak hanya terkait tentang agama tapi juga kesehatan.

Bahkan, MUI Jember juga menunjukkan kajian akademis tentang bahayanya sound horeg kepada telinga manusia.

"Ketika melampaui batas desibel yang ditetapkan WHO, itu membahayakan generasi. Keputusan MUI Jatim ada sebab, kok disitu dilarang," jelasnya.

Adanya sound horeg bukan hanya kemaksiatan, namun juga membahayakan. Jadi apabila ini bisa diatur dan diawasi, tentu bisa menyelamatkan semuanya.

Namun berbeda dengan hukumnya menggunakan sound horeg dengan intensitas suara yang wajar untuk kegiatan positif, seperti resepsi pernikahan, pengajian dan sebagainya.

Sedangkan kalau penggunaan sound horeg ditengah-tengah masyarakat dengan suara yang melebihi batas, tentu mengganggu masyarakat, hingga menyebabkan gangguan kesehatan pada telinga, dada serta jantung dan bahkan kerusakan rumah hingga fasilitas umum.

"Karena suara, ternyata tidak bisa didengar telinga kita, tapi juga dada, jantung, dan itu tetap berpengaruh. Kalau kaca pecah dan genteng runtuh, apalagi telinga," ungkap Prof. Haris.

Banyak masyarakat yang merasa terganggu namun tidak berspeak-up. Bahkan, termasuk para guru ngaji yang terganggu saat sedang melaksanakan proses belajar anak-anak mengaji.

Dari itu, MUI Jember melakukan audien dengan Komisi A DPRD Jember untuk memberikan solusi dan jalan keluar terhadap persoalan yang meresahkan masyarakat tersebut.

"Wakil rakyat harus punya peranan penting, karena yang memungkinkan, bagaimana aturan-aturan supaya tegas dan seterusnya," harapnya.

Sumber: