Ekonom Unej Sebut, Krisis BBM Jember Momen Belajar Antisipasi dan Mitigasi

Ekonom Unej Sebut, Krisis BBM Jember Momen Belajar Antisipasi dan Mitigasi

Ciplis Gema Qoriah, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember (istimewa)--

TAPALKUDA.DISWAY.ID - Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember, Ciplis Gema Qoriah menilai krisis BBM di Jember merupakan momentum untuk belajar melakukan antisipasi dan mitigasi persoalan secara kolektif. 

Adanya krisis BBM yang terjadi, membuat masyarakat panic buying hingga terjadi antrian panjang di sejumlah SPBU di Jember.

"Saya pikir ini momentum. lesson learned, supaya ke depan tidak terjadi lagi, dan tidak menjadi salah satu tanggung jawab satu pihak atau satu lembaga, tapi semua pihak harus bergerak," ujar Ciplis, Kamis (31/7/2025).

Ciplis menekankan, keterlibatan semua pemangku kepentingan dan kebijakan membahas antisipasi dan mitigasi secara intensif, sebelum pemerintah mengeluarkan kebijakan yang berdampak terhadap masyarakat, seperti penutupan jalan di Gumitir.

"Koordinasi antar lembaga terkait ini penting. Seperti dalam hal penutupan jalur Gumitir ini, Jadi Pemerintah Provinsi Jatim, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pertamina, dan PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Indonesia Ferry (ASDP) harus bergerak bersama," jelasnya.

Ciplis berpendapat, tanggung jawab kelangkaan BBM tidak bisa hanya diarahkan ke satu pihak. "Saya melihat di sini gangguan-gangguan atau hambatan ini sepertinya karena jauh dari antisipasi koordinasi dari berbagai pihak. Ini kan satu ruangnya PUPR, satu ruangnya pemerintah daerah," katanya. 

"Simulasi kebijakan jika terjadi seperti ini, apa yang harus dilakukan, dan siapa yang melakukan. Semua stakeholder harus bergerak. Saya pikir ini sudah tidak lagi saatnya untuk menyalahkan salah satu pihak," kata Ciplis.

Ciplis mangepresiasi langkah cepat Pertamina dalam mengatasi krisis BBM di Jember. Kedepan, ia menilai kereta api bisa menjadi solusi yang membuat suplai BBM ke Jember tak tergantung pada kondisi jalan. Apalagi di Jember ada depo di Gebang yang dilewati jalur kereta api.

Ciplis mengusulkan pengaktifan kembali suplai bahan bakar minyak (BBM) ke Jember, dengan menggunakan kereta api. 

"Saya pikir model transportasi pendistribusian dengan kereta bisa jadi alternatif. Saya pikir Pertamina dan pemerintah daerah harus memikirkan ke depan bagaimana antisipasi jika terjadi hal yang sama seperti saat ini dan mencari alternatif cara pendistribusiannya," ujarnya.

Usulan Ciplis ini didasarkan pada kondisi krisis BBM yang sempat dialami Kabupaten Jember sejak Sabtu (26/7/2025), karena terhambatnya pasokan dari Terminal Pertamina di Tanjung Wangi, Banyuwangi.

Penutupan jalur Banyuwangi-Jember via Gunung Gumitir karena perbaikan dan kemacetan di Pelabuhan Ketapang membuat truk tangki penyuplai BBM tak bisa sampai Jember tepat waktu. 

Alhasil antrean panjang terjadi di 41 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Sejak Rabu (30/7/2025) kondisi berangsur-angsur normal setelah Pertamina mengirimkan 93 truk tangki BBM dari Malang, Surabaya, dan Jawa Tengah. 

Sumber: