Cegah Keterlibatan Eks Napiter, Densus 88-BNPT Turun

Kompol Totok selaku Satgas Wilayah Jatim Densus 88/AT (dari kiri), Nur Habib Fauzi, SH selaku Koorwil Jawa Timur Subdit Bina Masyarakat BNPT RI, Sony Agus Setiawan selaku Tenaga Ahli Kepala Biro Perencanaan Hukum dan Humas BNPT--
LTAPALKUDA.DISWAY.ID - – Aksi demontrasi berujung tindakan anarkhis hingga aksi pembakaran dan penjarahan yang terjadi di berbagai daerah, ternyata juga menjadi atensi dari Densus 88 dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI.
Upaya pencegahan agar tidak terjadi keterlibatan aksi terorisme yang berupaya menunggangi penyampaian aspirasi rakyat, terus dilakukan. Salah satunya dengan memantau dan berkomunikasi dengan mantan narapidana terorisme (eks napiter) yang kini masih dalam pembinaan setelah dinyatakan bebas.
Menurut Nur Habib Fauzi, SH selaku Koorwil Jawa Timur Subdit Bina Masyarakat BNPT RI, kegiatan kali dibagi menjadi beberapa tim yang menyebar di beberapa kabupaten di Jawa Timur.
“Kita dibagi beberapa tim melakukan kegiatan ini di berbagai daerah, mulai Surabaya Malang, Probolinggo, dan Jember serta daerah lain,” ujar Nur Habib Fauzi, SH yang datang ke Jember bersama tim BNPT, Shaleha Nurdina dan Rini Aggraini (5/9/2024).
Dijelaskan, dalam kegiatan tersebut, pihaknya juga melibatkan jajaran Densus 88, pihak Polres maupun Kodim di setiap daerah.
“Kita pantau apakah situasi di daerah dengan adanya isu nasional ada keterlibatan atau gerakan dalam aksi-aksi yang terjadi,” ujarnya.
Ditambahkan, dari hasil pembinaan dan pantauan selama ini, dua eks napiter yang ada di Jember, keduanya kooperatif dan tidak terlibat. “Alhamdulilah, setelah koordinasi, kondisi aman dan belum ada keterlibatan dari mitra (eks napiter, Red) dalam aksi demo yang terjadi,” ujarnya.
Ini karena selama ini, kata dia, mereka dilibatkan oleh densus 88 dan BNPT, dalam berbagai kegiatan yang positif dengan melibatkan pemerintah daerah. “Sehingga mereka selama ini merasa mendapatkan perhatian,” paparnya.
Sementara itu, Kompol Totok selaku Satgas Wilayah Jatim Densus 88/AT, yang ikut turun ke lapangan menjelaskan, upaya pencegahan terhadap aksi terorisme memang terus dilakukan di tengah kondisi nasional yang marak terjadi aksi demontrasi berujung tindakan anarkhis dan penjarahan. Salah satunya dengan melakukan pembinaan terhadap eks napiter agar jangan sampai terlibat kembali dalam aksi terorisme atau demonstrasi yang mengarah tindakan anarkhis.
“Terkait kondisi nasional dengan adanya aksi demo yang terjadi, tidak terkait sama sekali dengan mitra (eks napiter) yang kita bina,” tegasnya.
Hal senada diungkapkan, Sony Agus Setiawan selaku Tenaga Ahli Kepala Biro Perencanaan Hukum dan Humas BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) RI. Sony menjelaskan, salah satu terjadinya radikalisme karena faktor ekonomi. Maka dari itu, pihaknya memberikan kesempatan bagi eks napiter untuk bekerja di warung NKRI binaan BNPT.
“Kita selalu hadir dan memberikan perhatian agar mereka tidak kembali lagi melakukan tindakan radikalisme. Kita sudah menganggap seperti keluarga. Kita lakukan pembinaan dan langkah persuasif” tegasnya.
Terkait aksi demontrasi yang mengarah tindakan anarkhis, pihaknya mengimbau agar dalam menyampaikan aspirasinya masih dalam koridor hukum yang ada. “Aspirasi bisa disampaikan karena diatur dalam undang-undang. Tapi penyampaian aspirasi tidak boleh anarkhis. Tetap harus menjaga kedamaian,” tegasnya.
Jangan sampai, kata dia, saat menyampaikan aspirasi, ada yang terprovokasi oleh pihak-pihak yang berusaha menungangi yang menginginkan kondisi Indonesia tidak aman dan keruh. (*)
Sumber: