Festival Layangan Sambitan di Jember, Tersimpan Banyak Filosofi

Festival Layangan Sambitan di Jember, Tersimpan Banyak Filosofi

Ketua DPRD Jember turut serta bermain layangan (Sugianto)--

TAPALKUDA.DISWAY.ID - Festival Layangan sambitan yang digelar di Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Jember tersimpan banyak filosofi, sekaligus sebagai bentuk menjaga dan melestarikan budaya.

Ketua Panitia Festival Layangan sambitan Bupati Cup Jember 2025, Jumadi menyampaikan para peserta datang tidak dari wilayah Kecamatan Ajung saja, melainkan juga dari Kecamatan Mayang, Patrang, Puger, Kalisat, tapi juga dari Bondowoso dan Lumajang.

"Selain itu juga kita cari saudara di Festival layangan sambitan bupati cup ini. Terima aksih pada semua peserta, baik yang dari luar kota dan mudah-mudahan tahun depan kita buat lebih meriah lagi," ungkap Jumadi.

Sebagai peserta kehormatan dan menambah semarak kegiatan, panitia dari Tim Samber Langit meminta Ketua DPRD Jember versus Sekretaris KORMI Jember beradu ketangkasan untuk layangan sambitan, selain itu juga Kepala Desa Ajung versus Kepala Desa Pancakarya.

"Mengenang masa kecil. Dulu saya sering main layang kayak gini," kata Ketua DPRD Jember, Ahmad Halim usai membuka kegiatan, Minggu (7/9/2025).

Halim juga menyampaikan, Bupati Jember Muhammad Fawait tidak bisa hadir karena sedang sakit dan masih menjalani perawatan di rumah sakit Surabaya.

"Semoga kegiatan ini, bisa berlanjut ke tingkat kabupaten. Kami Pemkab Jember dan DPRD Jember sangat mendukung kegiatan ini, ditengah kondisi anak-anak sekarang yang sering bermain game di HP," ungkapnya.

"Semoga acara ini membawa berkah dan kemanfaatan pada masyarakat. Tentu kegiatan ini membawa efek kepada kegiatan perekonomian yang ada," sambung Halim.

Sedangkan, Bupati Jember melalui Kabid Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Jember Yunita Maharani mengatakan, Festival layangan sambitan, bukan sekedar permainan anak-anak. Lebih dari itu, ini adalah warisan budaya yang perlu kita jaga dan lestarikan. 

"Di dalamnya tersimpan filosofi tentang bagaimana kita menghadapi tantangan, menjunjung nilai kejujuran, sportivitas, dan menjaga persaudaraan," ungkapnya.

Menurutnya, layangan sambitan juga menampilkan keunikan dan keindahan cara bermainnya. Melalui layangan sambitan, semua dapat melihat bagaimana seni tradisional terus hidup dan berkembang di tengah modernitas.

Kegiatan seperti ini juga memiliki peran penting dalam menggerakkan ekonomi lokal. Dengan datangnya para peserta dan penonton dari berbagai daerah, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas perekonomian masyarakat.

"Kami melihat antusiasme yang luar biasa dari para peserta dan penonton pada hari ini. kami dari jajaran Pemkab Jember merasa bangga, karena kegiatan ini mampu menghadirkan kebersamaan lintas generasi, mulai dari anak-anak, remaja, hingga generasi dewasa," jelasnya.

"Semua bisa turut berpartisipasi dan menikmati. Ini menunjukkan bahwa layangan tradisional masih memiliki tempat di hati masyarakat, bahkan di era digital yang serba canggih ini," lanjutnya.

Sumber: