JEMBER, NEWSDISWAY.COM - Penanganan kasus dugaan pencabulan yang ditangani Polsek Sempolan yang lambat disorot elemen Laskar Jahanam .
Salah satu contohnya, seperti kasus yang terjadi di di wilayah hukum Polres Jember. Tepatnya, kasus yang saat ini tengah ditangani oleh Polsek Sempolan.
"Ada warga yang mengadu ke kami untuk mendampingi laporannya di Polsek yang terkesan tidak ditangani secara serius oleh petugas. Laporannya tanggal 7 Juli 2024 sampai sekarang 17 Februari tidak ada perkembangan, atau penetapan tersangka," ujar Dwiagus Budianto, Ketua Laskar Jahanam.
Dwi menegaskan, kasus tersebut seharusnya mendapat atensi pihak kepolisian sebab terjadi pada seorang anak perempuan di bawah umur yang diduga menjadi korban pencabulan berujung perkosaan.
Pria berkepala plontos itu menduga, polisi ada main mata dan maksud terselubung dalam kasus tersebut. Bagaimana tidak, beberapa bulan pasca laporan, Polsek Sempolan tiba-tiba melayangkan surat undangan mediasi kepada keluarga korban.
Undangan mediasi bertanggal 19 Oktober 2024 itu menurut Dwi sangat tidak etis dilakukan terlebih keluarga korban ngotot tidak mau ada perdamaian.
"Setahu saya kasus pencabulan itu bukan delik aduan. Meski dalam mediasi terjadi perdamaian hingga korban mencabut laporannya, itu pidananya tidak serta merta hilang. Tidak ada itu istilahnya mencabut laporan, polisi wajib melakukan penyelidikan dan penyidikan," urainya.
Dwi berharap tidak ada pihak-pihak yang mencoba menunggangi kasus tersebut.
Sependapat dengan Dwi, Misnato warga Desa Pace Kecamatan Silo mengaku heran kenapa ada upaya mediasi dalam kasus yang menimpa putrinya. Padahal, dia bersikukuh tidak mau berdamai dengan pelaku.
Misnato menceritakan, peristiwa pilu yang menimpa anaknya berinisial Ay terjadi pada pertengahan 2024.
Ay yang tengah menimba ilmu di sebuah pondok pesantren dibawa oleh Rafi, laki-laki berumur 24 tahun yang masih satu desa dengannya.
Misnato mengatakan, Ay dibawa ke rumah kerabat Rafi di Desa Mulyorejo. Di sana, Ay diintimidasi, dicabuli dan dipaksa berhubungan badan.
Ay yang kalah fisik tidak bisa berbuat apa-apa, meski sempat berontak.
"Anak saya didorong ke kasur, mulutnya ditutupi selimut dipaksa gituan sama Rafi," kata Misnato.
Misnato yang tidak tahu ada hubungan apa antara Ay dengan Rafi mengatakan, putrinya juga sempat dibawa sehari ke Bali usai meninggalkan Desa Mulyorejo.