Guru dan Murid SMA Muhammadiyah 3 Jember Protes Pelantikan Kasek

Sabtu 01-11-2025,21:21 WIB
Reporter : Sugianto
Editor : Winardi Nawa Putra

TAPALKUDA.DISWAY.ID - Sejumlah murid dan guru melakukan protes terhadap pelantikan kepala sekolah SMA Muhammadiyah 3 Jember, yang dinilai abai dan kurang transparansi.

Salah seorang guru, Farid Rosyid menyampaikan, aksi protes yang dilakukan murid dan guru karena ada kejanggalan dalam proses pemilihan kepala sekolah, antara SK pertama yang di keluarkan, yang kemudian dianulir tanpa sebab yang jelas.

"Kemudian dilakukan ujian ulang dan dimenangkan incumbent (Soni Bachtiar). Saya kira, itu merupakan proses untuk memenangkan incumbent secara politik. Hanya dibungkus ujian ulang dan sebagainya. Tapi intinya incumbent harus menang," ungkapnya, Jumat (31/10/2025).

Menurutnya, melihat siutasi yang terjadi, di empat tahun ke belakang di periode yang lalu memang sekolah ini tidak dalam kondisi yang sehat sejak dipimpin Soni Bachtiar. "Perpecahan antar kubu, karena berbeda pandangan soal kepemimpinan dan lalu keterlibatan guru yang hanya sepihak," jelasnya.

"Artinya ketika ada program sekolah, tidak seluruh guru dilibatkan. Kebijakan tebang pilih. Ketika seorang guru dekat dengan pimpinan, ketika terlambat atau tidak melaksanakan tugas itu aman-aman saja. Tapi ketika seorang dianggap bersimpangan dengan pimpinan, dia akan mendapatkan sangsi. Jadi politik tebang pilih yang kita perangi," lanjutnya.

Selain itu, masalah fasilitas yang kurang memadai juga dikeluhkan oleh siswa-siswi, baik wifi lemot dan sebagainya.

"Tidak pernah ada ada rapat dengan para guru kurang lebih setahun sudah, membahas persoalan yang terjadi di sekolah, masalah manajemen dan sebagainya," terang Farid.

Jadi, kata Farid, adanya gerakan murid-murid yang protes itu atas inisiatif mereka sendiri dan itu bergerak sendiri, karena mereka merasakan dampak dari kepemimpinan yang telah terjadi. 

"Mereka kayak IPM, sering kali dana dipakai atau pemangkasan dana, dengan berbagai alasan. Alasan efisiensi, tapi sekolah terus membangun," urainya.

"Proyek pembangunan dikerjakan oleh keluarganya. Ini persolaan integritas juga, dan hampir setiap waktu ada perbaikan. Mana transparansinya?. Kenapa tidak menggunakan pihak lain, ini kejanggalan pengelolaan sekolah yang kita perangi," sambungnya.

Belum lagi, di sekolah terjadi perbelahan antar guru dan ditambah permaaalahan di sekolah. Jadi semua berharap, adanya perbaikan di kepemimpinan sekolah yang baru.

"Saya pikir cukup satu periode kemarin, tidak perlu masuk lagi ke periode kedua. Bahkan kenaikan siswa baru tidak signifikan, naik 10, keluar dan keluar, seperti itu. Pelayanan kita yang kurang bagus dan itu tidak pernah dievaluasi, karena tidak pernah rapat," akunya.

Bahkan Farid membeberkan, dari hasil rekrutmen kepala sekolah dari 7 orang melalui tes tertinggi ada orang lain yang peringkat atau nilainya lebih tinggi.

"Saya peringkat dua, dan peringkat satu (Bu Ida) juga dikriminalisasi," ungkapnya.

Dengan peristiwa ini, ia bersama dengan guru yang lain akan mengadakan audiensi dengan pimpinan Muhammadiyah Kabupaten untuk mencari jalan keluarnya., (*)

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler