Stok BBM di SPBU Jember Langka, Guru dan Siswa di Jember Izin Tak Masuk Sekolah

Stok BBM di SPBU Jember Langka, Guru dan Siswa di Jember Izin Tak Masuk Sekolah

Antrian panjang di salah satu SPBU (Sugianto)--

TAPALKUDA.DISWAY.ID - Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah SPBU di Jember langka, beberapa guru dan siswa sekolah menengah pertama izin tidak masuk sekolah.

Stok di sejumlah SPBU langka, dikarenakan penutupan total jalur Gumitir dan dialihkan ke Situbondo. Karena terdampak macet kendaraan, akhirnya distribusi BBM ke SPBU menjadi terlambat.

Karena tidak dapatnya BBM, beberapa guru dan siswa di sekolah swasta di Jember tidak masuk sekolah. Kepala sekolah swasta yang tidak mau disebutkan namanya, mengungkapkan dampak dari sulitnya BBM.

Bahkan, beberapa guru dan orang tua siswa tidak mendapatkan bensin dikarenakan sudah habis terjual.

"Guru juga ada yang izin, karena kendaraannya tidak ada BBM nya. Tidak dapat antrian," kata NN salah satu kepala sekolah swasta, Senin (28/7/2025).

Ia menyebut, tidak hanya guru yang izin tidak masuk mengajar, namun juga ada beberapa siswa yang juga izin tidak masuk karena kendaraan kehabisan bensin.

"Kalau siswa ada sekitar 7 lah, gurunya sekitar 2-3 orang," sebutnya.

Dikatakannya, memang beberapa guru dan siswa yang tidak masuk ke sekolah dalam satu kecamatan, namun jaraknya cukup jauh dari sekolah.

"Meskipun dalam satu kecamatan, karena memang mereka tidak ada transportasinya. Itu masih dalam satu kecamatan, cuma alasannya kendaraan gak ada BBM dan tidak ke sekolah. Karena agak jauh," ungkapnya.

"Mereka sempat antri di (SPBU) semua wilayah, mulai setegah 3 dan BBM juga dibatasi pembeliannya," tuturnya.

Untuk mengatasi guru yang tidak masuk, kepala sekolah meminta guru yang masuk atau yang piket membackup atau membantu mengajar sementara.

"Ini yang menjadi permasalahan besar, kalau memang sampai kelangkaan BBM ini berjalan berbulan-bulan dan seperti ini, ini diluar batas kemampuan kita," ungkapnya.

"Karena bagaimanapun, transportasi sangatlah penting, sangat berdampak di semua lini, termasuk pendidikan," lanjutnya.

Diakuinya, memang rata-rata guru di sekolah tersebut menggunakan sepeda motor. Bahkan sebagian siswa diantar ke sekolah dengan sepeda motor oleh orang tuanya.

Sumber: