Gus Darling, Gus Fundamental Ilmu Tai chi dan Strategi Politik

Gus Darling, Gus Fundamental Ilmu Tai chi dan Strategi Politik

Winardi Nawa Putra--

BEBERAPA  hari ini, istilah darling dan fundamental menjadi viral di kalangan netizen bermula dari pernyataan Bupati Jember terkait kelangkaan BBM yang menyatakan, kelangkaan BBM yang terjadi bukan masalah fundamental, karena bukannya BBMnya yang tidak ada. Melainkan tersendatnya pasokan BBM akibat perbaikan jalur Gumitir Jember. Akibatnya antrian panjang terjadi di SPBU akibat panic buying.

Langkah-langkah cepat pun diambil Gus bupati (sebutan Bupati Jember Muhammad Fawait) dengan berkoordinasi dengan Pertamina dan instansi terkait termasuk aparat kepolisian. Termasuk untuk mengurangi beban masyarakat, sementara waktu kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring. Gus bupati mengeluarkan surat edaran untuk siswa dan pegawai kegiatan bisa dilakukan secara daring. Kecuali menyangkut langsung pelayanan publik. Kata darling menjadi viral karena saat wawancara Gus bupati ditangkap masyarakat menyebut kata darling bukan daring. Tentu ini menjadi viral karena menyebar di kalangan medsos.

Apa Gus bupati menjadi risau? Tentu tidak, Gus bupati tetap fokus pada kerja agar persoalan kelangkaan BBM cepat teratasi. Fokus kerja dan menyelesaikan masalah kelangkaan BBM. Hasilnya, kini persoalan kelangkaan BBM sudah berangsur normal dan antrian panjang sangat berkurang dan boleh dibilang kembali normal kembali.

Menariknya, justru kata fundamental dan darling ini menjadi momentum berharga untuk menambah popularitas dan menunjukkan hasil kerja cepat yang dilakukan Gus Bupati.

Entah ini ide cerdas dari Gus Bupati atau ide pendukungnya. Justru kata Fundamental dan Darling ini dijadikan brand bagi Gus Bupati. Salah satunya kata- kata Fundamental dan Darling, kini dijadikan kata-kata dalam cetakan souvenir, seperti kaos dengan kata-kata Gus Fundamental dan Gus Darling. Ini sangat cocok dan pas mengarah kepada Gus Bupati Muhammad Fawait dengan Slogannya, Semua Karena Cinta.

Rupanya dalam strategi politik ini digunakan Ilmu Tai chi . Menyerang lawan secara halus dengan menggunakan kekuatan lawan.

Dalam konteks ilmu tai chi, menggunakan kekuatan lawan untuk menyerang. Ilmu tai chi menekankan penggunaan kelembutan dan kelenturan untuk menghadapi kekuatan lawan, bukan dengan serangan langsung. Konsepnya adalah mengikuti gerakan lawan, menyerap kekuatan tersebut, dan kemudian mengalihkannya atau menggunakannya untuk keuntungan sendiri. Ini pula rupanya yang dilakukan Gus Bupati menjawab nyinyiran, kritikan, masukan masyarakat dengan kelembutan dan kerja nyata. Sentimen publik dijawab dengan cara halus. 

Menghadapi Kekuatan dengan Kelembutan:

Dalam tai chi, prinsip utamanya adalah "kelembutan mengatasi kekerasan". Daripada langsung melawan kekuatan lawan, praktisi taichi belajar untuk menyelaraskan diri dengan gerakan lawan, mengalir bersamanya, dan kemudian menggunakan gerakan lawan untuk keuntungan mereka sendiri.

Dari konsep ini, Gus bupati ingin menunjukkan bahwa dirinya bukan pemimpin anti kritik. Masukan yang baik dari siapapun akan direspon dengan cepat tanpa harus berdebat panjang. Dicari solusi agar persoalan cepat teratasi. Ini pula sempat dilakukan presiden Jokowi saat dirinya viral dengan sebutan Mulyono. Malah dijadikan senjata dan tranding dengan kaos bertuliskan Mulyono. Justru kritikan menjadi energi baru jika dimaknai positif. Semoga Gus Bupati ke depan juga semakin tenang dan merespons masukan masyarakat dengan kerja nyata. Kritik ibarat obat yang menyehatkan. Kritik menjadi energi baru bagii Jember untuk membawa menjadi Jember Baru Jember Maju.(*)

 

*) Winardi Nawa Putra adalah Pemimpin Redaksi tapalkuda disway.id

Sumber: