TAPALKUDA.DISWAY.ID - Polres Situbondo segera mendatangkan tim ahli untuk mengusut tuntas ambruknya atap bangunan asrama putri Ponpes Salafiah Syafi'iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani, Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Situbondo, Rabu 29 Oktober 2025 dini pukul 01.00 WIB.
Tim ahli ini membantu Polres Situbondo untuk menyelidiki faktor penyebab ambruknya atap bangunan asrama ponpes yang mengakibatkan 1 santri putri meninggal dunia dan 11 santri putri luka-luka itu.
Kapolres Situbondo, AKBP Rezi Dharmawan mengatakan, Polres Situbondo telah menyelidiki dengan melakukan olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi. Namun, belum bisa memastikan faktor penyebab ambruknya atap bangunan asrama santri putri Ponpes tersebut.
"Nah, tim ahli kita datangkan membantu guna Polres melakukan penyelidikan mendalam untuk memastikan faktor penyebab ambruknya atap bangunan serta menilai kelayakan struktur bangunan asrama Ponpes," kata Kapolres Rezi kepada wartawan, Kamis (30/10/2025).
Ia menambahkan, Polres juga telah berkoordinasi dengan pengelola Ponpes Salafiah Syafi'iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani dan Kementerian Agama Situbondo dalam penyelidikan faktor penyebab ambruknya atap bangun asrama Ponpes.
"Karena itu, kami sudah meminta pengelola Ponpes untuk sementara memindahkan seluruh santri dari bangunan asrama yang atapnya ambruk demi keslamatan dan keamanan dengan memidahkan ke bangunan asrama lainnya," tambah Kapolres lulusan Akpol 2005 itu.
Kondisi bangunan asrama santri putri Ponpes yang ambruk atapnya, saat ini sudah bersih dari reruntuhan genteng, bata, dan rangka atap. Begitu juga, barang-barang milik para santri putri sudah tidak ada dalam bangunan asrama yang sudah tidak ada atapnya.
Diberitakan sebelumnya, atap bangunan asrama santri putri Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Syech Abdul Qodir Jailani Desa Blimbing, Kecamatan Besuki Situbondo, ambruk, Rabu (29/10/225) dini pukul 01.00 WIB. Sebanyak 19 santri putri sedang istirahat dalam asrama tertimpa reruntuhan atap bangunan ambruk.
Akibatnya, 1 santri putri bernama Putri Helmikia Viantika (12) meninggal dunia saat dirawat di rumah sakit dan 11 santri putri luka-luka dirawat di Puskesmas Besuki, RSUD Besuki, serta RSIA Jatimned Besuki. Sisanya 7 santri putri tidak mengalami luka, karena menyelamatkan diri saat kejadian. (*)