Kisah Syaifullah, Terlibat Jaringan Terorisme, Setelah Bebas Bekerja di Warung NKRI Jember

Selasa 17-06-2025,20:56 WIB
Reporter : Winardi Nawa Putra
Editor : Winardi Nawa Putra

TAPALKUDA.DISWAY.ID – Masih ingat dengan nama Syaifulah Rifai? Pemuda asal Desa Manggisan, Jember yang sempat ditangkap Densus 88 asal Desa Manggisan ini, setelah bebas bersyarat akhirnya diberi kesempatan bekerja di Warung NKRI di Jalan Karimata, Kecamatan Sumbersari, Jember. 

Warung NKRI ini memang binaan dari Badan Nasional  Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI. Warung NKRI di Jember ini pada Desember 2022 lalu, sempat diresmikan lagsung Kepala BNPT RI, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H…

“Saya berterima kasih kepada BNPT dan Densus yang mulai saya ditahan hingga bebas mendapatkan perhatian. Termasuk memberi kesempatan saya bekerja di Warung NKRI,” ujar Syaifullah di Lokasi Warung NKRi didampingi Kompol Totok selaku Satgas Wilayah Jatim Densus 88/AT dan Sony Agus Setiawan selaku Tenaga Ahli Kepala Biro Perencanaan Hukum dan Humas BNPT (Badan Nasional  Penanggulangan Terorisme) RI.

Dalam kesempatan tersebut, Syaifullah sempat menceritakan awal mula dirinya terlibat jaringan terorisme saat bekerja di Bali. Waktu itu, Syaifullah sangat ingin mempelajari agama dengan serius. Hingga akhirnya, dia mulai belajar dan bertemu dengan seseorang yang mengajarkan tentang agama, meski beberapa ajarannya akhirnya diketahui bertentangan dengan NKRI. 

“Awal mula saya belajar agama itu di tahun 2019. Kemudian ikut pengajian jamaah tabliq dan ikut pengajian dari masjid ke masjid mengajak untuk sholat,” ujarnya. Dari situlah akhirnya, Syaifullah ada semangat untuk belajar kembali tentang agama. 

Bermula dari situlah, Syaifullah tekun belajar agama. Malah mulai mempelajari agama melalui  dari media online dan beberapa channel yang menjelaskan tentang pemahaman-pemahaman agama. “Dari situlah saya mengenal tentang Daulah Islamiyah,’ ujarnya. 

Syaifullah berpandangan, Daulah Islamiyah" (atau Negara Islam) ini adalah konsep politik yang mengacu pada pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip syariah Islam secara menyeluruh. Syaifullah juga sempat dicekoki doktrin tentang sistem bernegara sesuai ajaran Islam. “Waktu itu, saya memahami sistem negara ini salah secara fiqih,” paparnya.

Kian hari, Syaifullah semakin masuk ke dalam jaringan terorisme. Hingga kemudian, Syaifullah berikut jaringannya terendus oleh Densus 88, ditangkap di Bali. “Saya ditangkap karena terlibat dalam jaringan terorisme,” ujarnya.

Pria usia 31 tahun itu, harus menjalani hukuman 3 tahun dan baru dibebaskan beberapa bulan lalu di tahun 2025. Syaifullah kini menyadari bahwa apa yang diajarkan selama ini salah, terlebih lagi dalam ajarannya mengkafirkan sesama muslim. 

Setelah bebas, Syaifullah mengaku akan memulai lembaran baru dengan menjadi insan lebih baik. Nah, ketika ada tawaran bekerja di Warung NKRI, dirinya langsung menyambut baik dan siap bekerja di Warung NKRI. 

Menariknya, Syaifullah bahkan siap mengabdikan diri untuk NKRI dan siap berbagi pengalaman dirinya dalam forum resmi agar generasi muda tidak mengalami kejadian yang sama dengan dirinya yang terlibat dalam jaringan terorisme dan ujung-ujungnya di penjara. “Sebenarnya saya nggak bisa bicara di forum di depan orang banyak. Ya nanti kita coba,” ujarnya. Syaifullah berharap agar generasi muda ketika mempelajari agama tidak hanya fokus pada satu pandangan saja,” paparnya. Perlu mencari pandangan-pandangan lain agar tidak salah arah.

Sementara itu, Kompol Totok selaku Satgas Wilayah Jatim Densus 88/AT menjelaskan, setelah Syaifullah bebas, dirinya tetap memantau Syaifullah. Apalagi, Syaifullah statusnya masih bebas bersyarat. Tidak hanya itu, pihaknya juga berharap Syaifullah ada kesibukan positif, sehingga tidak terjerumus lagi dalam jaringan terorisme kembali. Salah satunya mencarikan pekerjaan bagi Syaifullah untuk memulai hidup lebih baik.

“Syaifullah sudah ikrar pada NKRI dan harapannya Kembali ke jalan yang benar dan tidak masuk lagi di jalan yang sebelumnya,” ujarnya.

Dijelaskan, dengan  Syaifullah bekerja di warung NKRI binaan BNPT, kata Totok, Syaifulah akan lupa dengan masa lalu dan benar-benar lepas dari jaringan terorisme.

Sisi lain, Sony Agus Setiawan selaku Tenaga Ahli Kepala Biro Perencanaan Hukum dan Humas BNPT (Badan Nasional  Penanggulangan Terorisme) RI menjelaskan, pihaknya memang tetap memantau dan memperhatikan para mntan narapidana terorisme agar tidak terjerumus lagi Ketika sudah bebas dari penjara. Salah satunya berupaya mencarikan pekerjaan layak agar bisa memulai hidup lebih baik.

Tags :
Kategori :

Terkait