Ketika Negara Berbicara tentang Ayah, Jangan Lupakan Anak

Ketika Negara Berbicara tentang Ayah, Jangan Lupakan Anak

Atik Kristiana, SH.MH adalah Pengacara LPBH NU --

Kebijakan yang niatnya baik justru dapat berubah menjadi pemicu luka batin, jika tidak dirancang dengan empati.

Ini Bukan Penolakan terhadap Peran Ayah

Penting ditegaskan: kritik ini bukan penolakan terhadap peran ayah. Keterlibatan ayah dalam tumbuh kembang anak adalah hal penting dan perlu terus didorong.

Yang dikritisi adalah cara negara merumuskan dan menyampaikan kebijakan.

Jika tujuan kebijakan adalah meningkatkan keterlibatan orang tua, maka pendekatannya seharusnya:

Netral gender

Fleksibel secara sosial

Inklusif terhadap semua bentuk keluarga

Mengganti narasi menjadi “orang tua atau wali hadir mendampingi anak” adalah contoh sederhana, tetapi berdampak besar. Bahasa kebijakan yang inklusif tidak mengurangi makna peran ayah, justru memperluas rasa keadilan dan penerimaan.

Negara Tidak Boleh Hadir Hanya untuk Keluarga Ideal

Kebijakan publik yang baik tidak boleh hanya ramah bagi mereka yang hidup dalam kondisi paling beruntung. Negara tidak boleh hanya hadir untuk keluarga yang “utuh” secara struktur, tetapi abai terhadap anak-anak yang tumbuh dalam keterbatasan.

Dalam perspektif perlindungan anak, yang seharusnya dirayakan adalah kehadiran, kepedulian, dan cinta, apa pun bentuknya dan siapa pun yang memberikannya.

Momen pembagian rapor seharusnya merayakan usaha anak, bukan mempertegas absennya satu peran yang tidak selalu bisa mereka miliki.

Penutup

Kebijakan yang baik bukan hanya tentang niat baik,

Sumber: