Ketika Negara Berbicara tentang Ayah, Jangan Lupakan Anak
Atik Kristiana, SH.MH adalah Pengacara LPBH NU --
tetapi tentang keadilan dan empati.
Setiap anak berhak merasa utuh, dihargai, dan aman secara emosional—apa pun kondisi keluarganya. Dan negara memiliki kewajiban moral untuk memastikan bahwa tidak ada satu pun anak yang merasa kecil hatinya karena kebijakan yang lupa melihat kenyataan.
Negara boleh berbicara tentang ayah.
Tetapi jangan sampai lupa mendengar suara anak.
*)Atik Kristiaana SH.MH adalah [14/12 17.52] Atik Situbondo: Keadilan dan Kemanusiaan: Belajar dari Kasus Kakek Masir
Keadilan bukan hanya tentang hukum.
Keadilan adalah kemampuan negara dan penegak hukumnya untuk mengenali kemanusiaan.
Kasus Kakek Masir, seorang lansia berusia 71 tahun asal Situbondo, harus menjalani proses hukum di Pengadilan Negeri Situbondo, karena menangkap burung cendet di kawasan Taman Nasional, menghadirkan kegelisahan mendalam bagi rasa keadilan publik.
Kakek Masir melakukan perbuatannya bukan karena keserakahan, melainkan karena tidak ada pilihan lain untuk sekadar memenuhi kebutuhan hidup. Ia tidak hidup sendiri, melainkan bersama istrinya yang juga sudah lanjut usia. Pada usia yang secara hukum dikategorikan sebagai lansia menurut UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, beliau tidak lagi berada dalam posisi produktif untuk bekerja ataupun mudah mendapatkan pekerjaan.
Jika menelisik lebih dalam ke kisi-kisi hati nurani, penegak hukum sejatinya memiliki ruang untuk menggunakan kewenangannya dengan mengedepankan asas oportunitas, diskresi, dan mempertimbangkan kepentingan umum. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Jaksa Penuntut Umum memilih menuntutnya dengan sanksi pidana 2 tahun penjara, dengan menguraikan alasan-alasan normatif berdasarkan asas legalitas semata, tanpa menempatkan perkara ini dalam konteks kemanusiaan dan realitas sosial yang melingkupinya.
Bahkan, dalam pertimbangan tuntutan disebutkan bahwa Kakek Masir sebelumnya pernah melakukan perbuatan serupa pada tahun 2024. Artinya, pada saat itu pun beliau telah berusia 70 tahun—tetap dalam kategori lansia—dan motifnya pun sama: untuk makan.
Sumber: