SP, Tokoh Penyeimbang

Moch. Eksan--
Kegagalan Surya Paloh merebut tiket capres Partai Golkar dari Jenderal Wiranto, terbayar oleh kemenangan SBY-JK. Ini jalan come backnya ke dalam struktur Partai Golkar yang diperlukan rezim untuk menguatkan posisi pemerintah di parlemen yang dikuasi oleh Partai Berlambang Bringin sebagai pemenang pemilu.
Sayang, SBY-JK pecah kongsi pada periode kedua. Dan JK memilih maju sendiri bersama Jenderal Wiranto, Surya Paloh memilih bersama sahabat sesama pengusaha ini. Akhirnya pada Munas Golkar Riau 2009, SBY lebih memilih Aburizal Bakrie daripada dirinya yang pernah berkeringat memperjuangkan SBY sebagai presiden itu.
TITIK BALIK
Kegagalan pada Munas Golkar Riau, menjadi titik balik bagi Surya Paloh untuk mendirikan partai politik sendiri. Semula mendirikan Ormas Nasional Demokrat pada 2010 kemudian menbidani Partai NasDem pada 11-11-2011, merupakan caranya untuk melabuhkan gerakan perubahan restorasi Indonesia.
Ternyata ijtihad Surya Paloh ini benar. Partai NasDem yang dibesut tumbuh dan berkembang dari pemilu ke pemilu. Kini, Partai NasDem merupakan partai terbesar keempat dengan kursi 69 pada Pileg 2024. Awalnya hanya 36 kursi pada Pileg 2014, dan selanjutnya naik menjadi 59 pada Pileg 2019.
Selama 3 kali pemilu, Surya Paloh telah berhasil membuktikan posisi Partai NasDem sebagai kekuatan politik penyeimbang dari kekuasaan. Selama 2 periode Jokowi, partai ini juga miliki 2 sikap politik. Selama 10 tahun, dia memilih memback up penuh rezim penguasa dengan penuh kesetiaan dan pengorbanan. Akan tetapi, pada Pilpres 2024, dia memilih mencalonkan figur lain yang kurang atau tidak dikehendaki oleh rezim penguasa.
Sikap Surya Paloh mencalonkan Anies Rasyid Baswedan di atas telah dibayar tunai oleh Partai NasDem. Akibatnya ada dua menteri kader partai ini yang terseret kasus dan perjalanan bisnisnya diganggu jaringan bisnis penguasa. Semua itu demi jalan kritisisme yang diemban selama hayat masih di kandung badan. Jalan ini dipilih untuk menghidup-hidupkan demokrasi yang membutuhkan check and balance.
Prabowo sendiri juga membenarkan bahwa rakyat memang dalam pemilu, membutuhkan alternatif pemimpin nasional. Sikap Surya Paloh mencalonkan Anies melawan partai koalisi pendukung Jokowi untuk menjaga metabolisme demokrasi agar tetap sehat dan baik. NasDem memberikan kesempatan pada kekuatan di luar pemerintah untuk mencalonkan diri. Perihal menang atau tidak, kedaulatan rakyatlah pada akhirnya yang menentukan.
Alhasil, perjalanan panjang karier politik Surya Paloh di dalam maupun di luar pemerintah, membuktikan sikap konsisten di jalan demokrasi. Dia tak pernah mau di bawah ketiak rezim penguasa. Demi terwujudnya kepentingan publik, pengelolaan negara mutlak membutuhkan keseimbangan kekuatan antara negara versus masyarakat sipil.
Sebab, tanpa keseimbangan kekuatan, berakibat buruk terhadap perjalanan kekuasaan itu sendiri. Negara tanpa kritik alternatif akan menjilma menjadi negara totaliter. Dan masyarakat sipil tanpa stabilitas politik akan menjelma menjadi anarkisme.
Kritik Surya Paloh terhadap dua keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait penghapusan ketentuan Presidential Threshold dan pemisahan pemilu nasional dan pemilu daerah, juga didasari atas kecenderungan MK yang melenceng dari tupoksi. Dia melihat, semestinya MK menguatkan agenda konsolidasi demokrasi justru sekarang sebaliknya. Produk keputusan MK tak sejalan dengan semangat berdirinya sebagai the guardian democrazy di Tanah Air.
Dari semua itu, yang original dari Surya Paloh mulai dulu sampai sekarang, dia adalah tokoh penyeimbang yang selalu berdiri di tengah, menjadi jembatan penghubungan penguasa-rakyat, serta mendorong terciptakan titik equilibrium. Dimana kekuatan yang saling berlawanan berada dalam keadaan seimbang atau stabil.
Oleh karena itu, kehadiran Surya Paloh sebagai salah satu pimpinan partai senior, sangat dibutuhkan sebagai kekuatan penyeimbang tersebut. Dia mendukung pemerintah tanpa imbalan kursi kabinet. Keberadaan Partai NasDem di parlemen bersama partai koalisi pemerintah Prabowo-Gibran, juga mengamankan program Asta Cita. Selamat ulang tahun Ketum, semoga panjang umur, sehat dan sukses selalu. Amien.....
*) Moch Eksan adalah Pendiri Eksan Institute dan Penulis Buku "9 Asketisme Politik Kontribusi Surya Paloh dalam Merestorasi Politik di Indonesia".(
Sumber: